Minggu, 22 April 2012

materi-kmb-infeksi-mata

ASKEP Klien Dengan Infeksi Sistem Penglihatan
 ASKEP KLIEN DENGAN INFEKSI PADA MATA
 
1.BLEPHARITIS
 
  Adalah peradangan pada tepi kelopak mata, banyak pada lansia
 dan sering berhubungan dg dry eye system. Kurang air mata
 kecenderungan invasi bakteri meningkat,  karena air mata berfungsi
 sebagai bakterisidal

  1.  Blepharitis seboroik
  Inflamasi kel kulit didaerah bulu mata atau kel bulu mata,
 penyebabnya kelinan   metabolisme dan jamur pitirusporum ovale

  2.  Blephariris ulcerativ
  Infeksi yg terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya stapilokokkus
  aureus atau   stapilokokkus   epidermis
  Pada kasus ini bulu mata rontok dan idak diganti oleh yg baru
  destruksi folikel   rambut,   terdapat krusta
 
  Etiologi
  -  Alergi, debu, asam, bahan kimia, bahan kosmetik, JAMUR
  -  Kuman streptokokus, pneumokokus, pseudomonas, stapilokokus

  Tanda dan gejala
  -  Mata merah, bengkak, nyeri, eksudat lengket, sering disertai
   konjungtivitis dan keratitis

  Penanganan
  -  Kompres dengan garam fiSiologis,
  -   Pemberian antibiotik
  -  HE  : jangan memijit/menekan karena bisa menyebarkan  
  infeksi





 Proses Keperawatan

 
lPengkajian
lAnamnesis
lKlien mengeluh mata lengket t.u.pagi hari  banyak 
sisik/granulasi, mata terasa panas, gatal pada konjunctiva,
 fotofobia,lekas cape jika kerja dekat
lPemeriksaan
lBlepharitis seboroik à terdapat sisik halus warna putih, 
penebalan palpebrae,
lBlepharitis ulseratif à terdapat krusta kekuningan yg 
melengketkan mata à bila diangkat trdapat ulkus kecil yang
 mudah berdarah disekeliling bulu mata
 
lDiagnosis dan Intervensi
 
1.Ggn rasa nyama bd iritasi, peningkatan sekret dan fotofobia
 
Intervensi
 
  • Kompres tepi kelopak mata 3 x sehari
  • Olesi kelopak mata sesudah dibersihkan dengan salep mata
 
2.Kurang pengatahuan (penyakit dan penatalaksanaan)

 Intervensi  

  • Tekankan dan beritahu klien ttg pentingnya perbaikan
  •  keadaan umum
  •  Anjurkan klien untuk tdk mengerjakan pekerjaan dekat
  •  terlalu lama
  • Anjurkan klien untuk tdk merokok
  • Beritahu klien bahwa pengoibatan harus teratur dan
  •  tuntas
3.Ansietas bd perjalanan penyakit
 
  • Kaji tingkat ansietas, pengalaman dan pengetahuan klien
  •  ttg kondisi saat ini
  • Berikan informasi akurat dan jujur ttg penyakitnya dan
  •  beritahu bahwa pengawasan dan pengobatan dapat
  •  mencegah gangguan penglihatan tambahan
  • Dorong klien untuk mengekspresikan perasaanya
 
 
 
2. Hordeolum
 

Hordeolum infeksi akut di kelj. Palpebra 
 berisi material purulen yg  menyebabkan
 nyeri tajam yg mjd tumpul”.

Tanda & Gejala :

Sakit, merah, bengkak & tdp tonjolan pada
 palpebra
 
1.Hordeolum eksternum
 
  “ infeksi yg tjd dekat kelj. Zeis dan Moll
, tempat keluarnya bulu mata (pd batas
 palpebra dan bulu mata)”

  Area infeksi berbatas tegas, merah,
 bengkak dan nyeri tekan.

  Ukuran lebih kecil dan lebih superfisial 
daripada hordeolum internum. Lesi ikut
 bergerak saat kulit bergerak. Jika
 mengalami supurasi à dpt pecah
 sendiri
 
2.Hordeolum internum
 
  “infeksi pd kelj. Meibom sebasea”

  Area kecil spt manik & edematus tdp pd
 konjungtiva palpebra pada perbatasan
 palpebra dan bulu mata. Lesi tdk ikut
 bergerak dgn pergerakan kulit


 Proses Keperawatan
 


 
Pengkajian
 
Umur : hordeolum dpt tjd pd semua umur
Klien mengeluh nyeri, merah & bengkak pd palpebra 
Pd pemeriksaan, tdp tonjolan pd palpebra yg ikut 
bergerak dgn pergerakan kulit pd hordeolum eksternum 
dan tdk ikut bergerak dgn pergerakan kulit pd 
hordeolum internum
 
Diagnosis & Intervensi Keperawatan
1.Gangguan rasa nyaman; nyeri b.d pembengkakan 
palpebra akibat proses peradangan
 
Ajarkan pd klien cara kompres hanngat pd tepi palpebra, 
dan beritahu klien agar mengompres tepi palpebra 
selama 20 mnt, 3-4 x/hari
Pd klien wanita  hindari tata rias khususnya mata, utk sementara
Kolaborasi : antibiotik, incisi utkmpengeluaran material purulen
 
2. Ggn konsep diri (citra tubuh) b.d perubahan bentuk
 kelopak mata yg mempengaruhi penampilan klien

Beritahu klien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan
Anjurkan klien utk melaksanakan anjuran yg telah
 diberikan
Beritahu klien bhw salep mata membuat pandangan
 kabur
Beritahu klien jgn pernah menekan pembengkakan
Beritahu klien utk meningkatkan status kesehatan
 
 
3. ENTEROPION
 
 
Adalah keadaan melipatnya kelopak mata 
bagian tepi/margo palpebra keaarah dalam 
sehingga bulu mata menggesek jaringan 
konjunctiva dan kornea (keratitis)

  Etiologi

  Kongenital, spasme otot kelopak mata, 
jaringan parut, deformitas akibat trauma 
bahan kimia, luka bakar, radang,lansia,dapat
timbul akibat hilangnya jaringan penyokong

  Tanda dan gejala

  -  Merasakan adanya sesuatu di mata
  -  Nyeri
  -  Keluar air mata
  -  Infeksi, yaitu kelopak mata ke dalam
  -  Konjunctiva merah
  -  Abrasi kornea

  Penanganan

  -  Operasi plastik (TARSOTOMI)
  -  HE  : demonstrasi tetes mata yg mandiri
  -  Antibiotik salep




4.  ECTROPION

Adalah kelainan posisi tepi kelopak mata
 membeber atau mengarah keluar sehingga 
bagian dalam kelopak/konjunctiva tarsal bd 
dunia luar

  Etiologi

  -  Kongenital
  -  Paralitik
  -  Spasme
  -  Atonik 
  -  Senil
  -  Sikatriks

  Tanda dan gejala

  -  Mata merah, radang, kornea kering
  Penanganan

  -  Pembedahan sama dengan entropion
 


 
 

 5. KONJUNCTIVITIS


 
Adalah peradangan/infeksi pada konjunctiva (pink eye)

  Etiologi

  -  Alergen/iritan
  -  Infectius  :
  . Bacterial (gonococcus, clamidya)
  . Virus

  -  Manifestasi klinis

  . Hiperemi konjunctiva bulbi
  . Lakrimasi
  . Eksudat banyak pada pagi hari
  . Pseudoptosis
  . Seperti benda asing pada mata
  . Folikel

  Penanganan

  -  Vasokontriktor (tetes), korticosteroid
  -  Kultur/smear konjunctiva
  -  Antibiotik topikal spektrum luas
  -  HE  cegah penyebaran infeksi
  -  Cuci tangan setelah menyentuh mata dan sebelum meneteskan
 obat
  -  Jangan menyentuh mata sehat sebelum cuci tangan
  -  Jangan gunakan handuk bersama-sama



PROSES KEPERAWATAN


 
Pengkajian

Anamnesis
 
Kaji adanya rasa gatal, rasa terbakar (C. Alergi), sensasi benda
 asing, nyeri, fotofobia, peningkatan prouksi air mata, pada 
anak2 dpt disertai demam dan keluhan pada mulut dan 
tenggorok
 
Pemeriksaan
  Inspeksi
1.Hiperemia konjunctiva
2.Kemugkinan adanya sekret (mukopurulent à Infeksi bakteri, berair atau encer à infeksi virus)
3.Edema konjunctiva
4.Blepharospasme
5.Lakrimasi
6.Konjunctiva palpebrae ( merah, kasar seperti beludru à ada edema dan filtrasi)
7.Konjuctiva bulbi, infeksi konjunctiva, kadang2 disertai perdarahan subkonjunctiva (biasanya disebabkan pneumokokkus atau virus)

Laboratorium
Pemeriksaan visus
Kaji visus klien jika terdapat sekret yg menempel pada kornea dpt menurunkan visus
 
Diagnosis dan intevensi
 
1.  Ggn rasa nyaman b.d edema dan iritasi konjunctiva
2.  Resiko penularan penyakit pada mata sehat atau pada
 orang lain b.d keterbatasan pengetahuan klien ttg penyakit
3.   Resti cedera b.d penurunan lapang pandang


 
Intervensi ad 1
 
  • Kompres tepi palpebra (mata dlm keadaan tertutup) dg larutan NaCl 0,9% selama 3 mnt
  • Usap eksudat perlahan dg kapas yg dibasahi saline
  • Beritahu klien agar tdk menutup mata yg sakit
  • Anjurkan klien gunakan kacamata hitam/gelap
  • Anjurkan pd klien wanita u/hindari tata rias (C. Alergi)
  • Kaji kemampuan penggunaan obat mata dan ajarkan
  • Kolaborasi pemberian AB, Analgetik, vasokontriktor, antihstamin oral
Intervensi ad 2
 
  • Beritahu klien untuk mencegah pertukaran sapu tangan,
  •  handuk dan bantal, gunanakan tisssue
  • Hindari menggosok mata yg sakit
  • Anjurkan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
  •  pengobatan mata
  • Gunakan salep/tetes mata tanpa menyentuhkan ujung botol 
  • pada mata/bulu mata klien
 
Intervensi ad 3
 
  • Bersihkan sekret mata dengan cara yg benar
  • Perhatikan keluhan penglihatan kabur yg dpt terjadi setelahpenggunaan obat mata
  • Gunakan kaca mata gelap

6. TRAKOMA

 
Adalah suatu bentuk konjunctivitis folikular kronik yg disebabkan
 oleh clamidia, dan trakomatik ini insiden yg banyak di yahudi, 
aborigin dan india karena hygiene menurun

  Cara Penularan

  Kontak langsung dengan sekret penderita trakoma masa inkubasi ±
  7 hari (5-14 hari)

  Manifestasi klinis

  -  Mata berair
  -  Mata gatal
  -  Fotofobia
  -  Edema konjunctiva
  -  Edema kelopak mata

  Dibagi 4 stadium

  1.  Stadium I : Hipertropi papil dengan folikel kecil pada konjunctiva, tarsus sup.
  2.  Stadium II : Hipertropi papilar dg folikel matang (besar) pada konjunctiva, tarsus sup.
  3.  Stadium III : Terdapat parut pada konjunctiva tarsus sup.
  4.   Stadium IV : Perubahan bentuk pada tarsus entropion dan trikiasis
   
Penanganan

  -  Kultur
  -  Antibiotik
  -  Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh mata
  -  Tekankan pentingnya mengobati dengan sempurna

 
 7. KERATITIS & ULKUS KORNEA

 
Adalah inflamasi kornea akibat infeksi atau iritasi

Keratitis pemajanan
 
  Terjadi akibat penutupan kornea oleh kelopak mata atas yg tdk 
adekuat (pasien post stroke, koma)

Keratitis akantamuba
 
  Inflamasi akibat amuba yg hidup di air, tanah dan udara.
  Gejala awal  : rasa sakit, kemerahan dan fotofobia

Ulkus kornea
   
Robekan pada epitel kornea yg utuh dapat memberikan pintu masuk bagi bakteri, virus dan jamur.
  Integritas epitel kornea dpt dirusak oleh inflamasi, kekeringan 
kornea, cedera kimia/mekanis
  
 Gejala  : fotofobia, iritasi okuler

Pengkajian

-Anamnesis (data demografi ; umur, jenis kelamin)
-Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
-Riwayat trauma (benda asing dan barasi merupakan penyebab paling umum pada lesi kornea)
-Pemeriksaan Fisik
  Adanya penurunan visus t.u. Jika lesi terjadi pada daerah pupil, 
fotofobia, lakrimasi, iritai ringan, sekret yg mengandung cairan 
keruh tanda infeksi, kornea tampak keruh/berkabut.gelap; uji 
fluoresensi berwarna hijau. Jika penyebabnya herpes virus
  gambaran lesi tampak seperti cabang2 kecil (dendritik)


 
Diagnosis dan intervensi
 
1.Perubahan sensori perseptual (visual) bd berkurangnya kejernihan kornea
2.Potensial cedera bd penurunan lapang pandang
3.Nyeri bd iritasi ujung saraf kornea
4.Dll
 
Intervensi ad 1
 
-Kaji dan dokumentasikan visus dasar
-Kaji kemampuan penglihatan klien apa yg bisa dan tdk bisa klien lihat
-Adaptasikan lingkungan dg kebutuhan visual klien
-Gunakan kacamata da hindari sinar langsung
-Kolaborasi pembedahan
 
Intervensi ad 2
 
-Kaji visus mata sehat dan berikan bantuan sesuai kebutuhan
-Orientasikan klien dg lingkungan
-Jangan memindah barang tanpa persetujuan klien
-Pindahkan barang-barang yg berbahaya, jaga posisi TT pada
 posisi rendah, dan letakkan tempat sampah di area yg tdk 
dilewati klien
-Letakkan bel pemanggil pada tempat yg mudah terjangkau
 
Intervensi ad 3
 
-Berikan analgetik oral sesuai program
-Laporkan segera bila ada nyeri hebat disertai mual  indikasi
 adanya peningkatan TIO
-Ciptakan lingkungan yang tenang